Minggu, 13 Maret 2016

Fase Pengelolaan Proyek Sistem Informasi

Analisis dan desain system merupakan prosedur pemecahan maslah yang terdiri dari enam fase untuk meneliti system informasi dan meningkatkannya.Keenam fase tersebut membentuk apa yang disebut siklus hidup pengembangan system. Siklus hidup pengembangan system (SDLC) adalah proses langkah demi langkah yang diikuti oleh banyak organisasi selama analisis dan desain system.

Terdapat 6  fase siklus hidup pengembangan system. Yaitu;

- Fase Pertama (melakukan investigasi awal)
   
Tujuannya adalah melakukan analisis awal, mencari alternative solusi, mendeskripsikan biaya dan keuntungn, dan menyerahkan rencana awal dengan beberapa rekomendasi.
 
- Fase Kedua : Menganalisis Sistem

Tujuannya adalah mengumpulkan data, menganalisis data, dan menuliskan laporan. Dalam fase ini, andFase Keempat : Mengembnagkan Sistema akan mengikuti arahan dari pihak managemen setelah mereka membaca laporan (fase pertama). Pihak manajemen memberi perintah untuk menganalisis atau mepelajari system yang sudah ada untuk memahami perbedaan system baru dengan system yang sudah ada.

- Fase Ketiga : Mendesain Sistem

Tujuannya adalah membuat desai awal, lalu desain yang detail, dan membuat laporan.

- Fase Keempat : Mengembangkan Sistem
langkah yang diperlukan dalam mengembangkan system
1. Mengembangkan atau mendapatkan perangkat lunak, analisis system harus membuat keputusan yang disebut keputusan “membuat-atau-membeli’. Dalam keputusan tersebut, anda menentukan apakah akan membuat program – menulis sendiri – atau embelinya, yang artinya hanya tinggal membeli paket perangkat lunak yang sudah ada.
2. Mendapatkan perangkat lunak, setelah memilih perangkat lunak, maka selanjutnya meng-uprade perangkat keras untuk menjalankan perangkat lunak tersebut. Namun bisa saja system tidak membutuhkan perangkat keras, atau perangkat keras tersebut dapat disewa tanpa harus dibeli.
3. Menguji system, dengan perangkat lunak dan perangkat keras yang telah diperoleh,maka dilakukan pengujian.
- Fase Kelima : Mengimplementasikan system
Yaitu menkonversi ke system baru, proses transisi dari system informasi yang lama ke yang baru, melibatkan konversi perangkat keras, perangkat lunak, dan file. 
- Fase Keenam : Memelihara Sistem
Yaitu pemeliharaan system ialah menyesuaikan dan meningkatkan system dengan cara melakukan audit dan evaluasi secara periodic dan dengan membuat perubahan berdasarkan kondisi-kondisi baru. Meskipun pengonversian sudah lengkap, bahkan pengguna sudah dilatih, system tidak bisa berjalan dengan sendirinya. Inilah tahap dimana system harus dimonitor untuk memastikan bahwa system itu berhasil. Pemeliharaan tidak hanya menjaga agar mesin tetap berjalan, namun juga meng-upgrade dan meng-update system agar bisa mengikuti perkembangan produk, jasa, layanan, peraturan pemerintah, dan ketentuan lain yang baru.
Setelah beberapa saat, biaya pemeliharaan akan meningkat seiring makin banyaknya usaha untuk mempertahankan system agar tetap responsive terhadap kebutuhan pengguna. Dalam beberapa hal, biaya pemeliharaan ini bisa membengkak, menandakan bahwa sekaranglah saat yang tepat untuk memulai lagi SDLC.
Sumber: https://cantony.wordpress.com/2011/02/13/fase-fase-pada-sebuah-proyek-sistem-informasi/

Minggu, 25 Oktober 2015

DEFINISI TELEMATIKA DAN PERKEMBANGANYA

Definisi telematika

Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.

Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).

Media Komunikasi Yang Digunakan

Adapun beberapa media komunikasi yang sering digunakan pada Telematika adalah sebagai berikut : 

1.Internet 

Internet merupakan salah satu media utama dalam telematika, mengapa? Karena dengan internet, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Internet dapat menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya. Dengan internet, kita dapat bertukar email maupun chatting atau hanya sekedar browsing untuk mendapatkna sebuah informasi. 

2. Handphone atau Smartphone 

Media lainnya adalah telepon, karena telepon merupakan salah satu media komunikasi sehingga telepon bisa juga menjadi media dalam telematika. Apalagi, sekarang ini telepon sudah menjadi perangkat pintar yang dapat melakukan berbagai fungsi. Diantaranya bisa melakukan chatting maupun browsing. 

3. Komputer 

Komputer merupakan media teknologi informasi dimana media ini juga dapat digunakan pada telematika. 

4. Radio 

Radio merupakan media informasi, sehingga dapat pula digunakan pada telematika. 
Sebenarnya, masih banyak lagi media yang digunakan dalam telematika, seperti satelit yang memancarkan sinyal digital untuk disebarkan ke media-media telekomunikasi diatas, kemudian media-media lain yang tidak dapat disebutkan yang sangat berkaitan dengan kegiatan telekomunikasi, teknologi, dan informasi



PERKEMBANGAN TELEMATIKA dan TREN KE DEPAN TELEMATIKA


Awal Mula Lahirnya Telematika
Telematika, pada awalnya dikembangkan disisi internet. Ketika komputer tersebar luas kebutuhan akan suatu cara mudah untuk menukar data tumbuh berkembang. Ini adalah ketika teknologi telekomunikasi telah digunakan untuk menghubungkan antar computer dan kemudian telematika dilahirkan. Telematika adalah jawaban dari keprihatinan yang terjadi pada tahun 1976 di Perancism ketika itu perkembangan aplikasi computer telah merubah organisasi ekonomi dan social masyarakat.
Perkembangan Telematika Saat Ini
Saat ini banyak bidang yang memanfaatkan telematika, seperti bidang telekomunikasi yang berfokus pada pertukaran data yang menjadi kebutuhan konsumen mereka seperti telekomunikasi lewat telepon, saluran televise, radio, dan media lainnya, bahkan sistem pelacakan navigasi secara realtime berbasis satelit yang disebut GPS (Global Positoning System). Dalam penerapannya, telematika menggunakan teknologi pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan informasi melalui perangkat telekomunikasi dalam hubungannya dengan pengaruh pengendalian / kontrol pada objek jarak jauh. Dalam penerapan di bidang navigasi, telematika membutuhkan perangkat GPS sebagai perangkat pengiriman data, lalu data telematika diterima oleh layanan (vendor) seluler dan diterukan ke pelanggan. Kemudian data telematika disimpan oleh pelanggan di device telekomunikasi seperti handphone, pda, dan smartphone.

Teknologi Telematika Bidang Telekomunikasi antara lain:
1.      Pager
Alat telekomunikasi pribadi untuk menyampaikan dan menerima pesan pendek. Radio panggil numerik satu arah hanya dapat menerima pesan yang terdiri dari beberapa digit saja.

2.      Handphone
Salah satu contoh dari teknologi telematika dibidang komunikasi. Karena merupakan suatu sarana berkomunikasi dengan menggunakan media elektromagnetik untuk mengirimkan atau menerima suatu informasi dari satu pihak ke pihak yang lainnya.

3.      Smartphone
Merupakan telepon selular yang mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan fungsi yang menyerupai komputer. Sistem operasi yang digunakan adalah android dan android itu sendiri adalah sistem operasi untuk telepon selular yang berbasis linux yang menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak.

4.      Teknologi Telematika Bidang Transportasi
Salah satu produk transportasi yang menerapkan layanan telematika adalah Toyota. Karena menyadari semakin tingginya mobilitas masyarakat, terutama di wilayah perkotaan, membutuhkan layanan penunjang yang mampu membantu masyarakat untuk mencapai ke tujuannya dalam waktu singkat. Toyota melihat peluang ini dengan mengembangkan disalah satu produksinya yang memiliki layanan navigasi yang menyediakan informasi dan peta lengkap lokasi-lokasi penting, mulai hotel, rumah sakit, hingga dealer.

5.      Teknologi Telematika di Pemerintahan
E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia, serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistic, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.

Tren Kedepan Telematika
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga tidak akan kalah dengan perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala terabyte, penggunaan multicore processor, penggunaan memori dengan multi slot serta peningkatan kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan dengan harga yang masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung dengan akses wireless dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai terabyte juga. Hal ini berakibat menumbuhkan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka pun sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop Ubuntu, GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka yang terbaik dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.


Pada akhirnya, era robotic akan segera muncul. Segenap mesin dengan kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang mandiri sudah banyak dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk di tanah air. Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang sehingga akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik.


SUMBER:

Minggu, 03 Mei 2015

KARANGAN ILMIAH


1. KARANGAN ILMIAH
A. Definisi dan macam-macam karya ilmiah
 Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya.
Macam-macam karya ilmiah 
- Laporan penelitian
- Skripsi
- Tesis
- Disertasi
- Surat pembaca
- Laporan kasus
- Laporan tinjauan
- Resensi
- Monograf
- Referat
- Kabilitasi
 
B. Perbedaan Skripsi, Tesis dan Disertasi 
1. Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2. Tesis adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
3. Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
 
C. Karangan ilmiah populer 
Karangan ilmiah populer merupakan suatu karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
 
D. Jurnal Ilmiah 
Majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang secara nyata mengandung data dan informasi yang mengajukan iptek dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta diterbitkan secara berkala. (Hakim, 2012).

 
2. MENULIS LAPORAN ILMIAH
A. Konsep, Jenis dan Ciri – Ciri Laporan Ilmiah 
Terdapat 5 hal yang menjadi dasar dalam membuat laporan, antara lain:
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesame ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat – syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.

Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis laporan ilmiah yaitu sebagai berikut:
- Laporan lengkap (Monograf)
Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh. Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis. Menjelaskan juga kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai. Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
- Artikel ilmiah
Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap. Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif. Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
- Laporan ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

Adapun ciri-ciri laporan yang baik antara lain:
– Penggunaan bahasa yang ilmiah (baku).
– Dalam penulisan laporan hanya menerima tulisan dengan jenis perintah bukan tanya.
– Laporan disertakan dengan identifikasi masalah
– Data yang lengkap sebagai pendukung laporan
– Adanya kesimpulan dan saran
– Laporan dibuat menarik dan juga interaktif
 
B. Unsur-unsur kerangka laporan Kerangka Laporan ilmiah umumnya terdiri dari 3 atau 4 bagian yang disusun dari atas kebawah sebagai berikut: – Judul laporan terdiri terutama subjek, atau didahului dengan ‘ Laporan tentang’ , ‘Laporan Kemajuan tentang’, ’Laporan Tahunan tentang’, ’Penelitian tentang’ dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari judul buku.
– Nama dan identitas penerima laporan Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata ‘Diserahkan kepada’. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu. Dan Nama dan identitas penulis Sebelum nama penulis biasanya didahului dengan perkataan ‘Oleh’ dan diikuti oleh gelar.
– Tempat dan tanggal dibagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam 2 baris terpisah.
 

C. Persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah 
– Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
– Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat.
– Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri.
– Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain.
 

D. Manfaat penyusunan laporan ilmiah 
– Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan
– Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya
– Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan
– Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain.

3. FORMAT MAKALAH ILMIAH  
A. Definisi dan Format Makalah Ilmiah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang membahas pokok masalah tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup tertentu. Makalah juga dapat diartikan sebagai karya akademis yang biasanya diterbitkan atau dipublikasikan pada jurnal yang bersifat ilmiah.

1. Bagian awal atau pembuka
Bagian awal ini dimulai dari halaman judul sampai dengan abstrakpenelitian. Komponen-komponen bagian ini secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Halaman Sampul dan Halaman Judul
- Halaman Persetujuan
- Halaman Pengesahan
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Daftar Tabel dan Halaman Gambar (jika ada)
- Abstrak

2. Bagian isi
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Batasan masalah
- Definisi Istilah (Boleh ada, boleh tidak)

BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI
- Kerangka Teoretis
- Kerangka Pemikiran
- Hipotesis (jika ada)

BAB III METODE PENELITIAN
- Subjek dan Objek
- Metode Pengumpulan Data
- Alat Penelitian
- Metode Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
- Hasil Penelitian
- Pembahasan

BAB V KESIMPULAN SARAN
- Kesimpulan
- Saran

3. Bagian akhir
- Daftar Pustaka
Bagian ini berisi daftar semua pustaka yang dijadikan acuan atau pegangan, serta landasan penelitian. Daftar pustaka disusun atas dasar alfabetis nama pengarang tanpa nomor urut. (1) nama pengarang, (2) tahun terbit, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.


B. Topik, Tujuan, dan Tesis Makalh ilmiah
Persiapan untuk menulis sebuah karya ilmiah berbeda dengan persiapan menulis sebuah berita. Jika menulis berita topik sudah tersedia, yakni hal yang harus diliput. Tidak demikian dengan karya ilmiah seringkali topik sudah ditentukan tapi terkadang juga si penulis harus menentukan topiknya sendiri. Biasanya topik yang dipilih berkaitan dengan hal yang sedang diteliti. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis, setiap langkah terencana serta terkendali, konseptual dan prosedural. Berdasarkan syarat tersebut kemudian dilakukan pemilihan topik disertai penetapan tujuan, kemudian topik dan tujuan tersebut dirumuskan menjadi sebuah tesis yang utuh.

Topik seringkali sulit dibedakan dari judul, sebuah topik dapat apa saja pada akhirnya dijadikan judul tulisan. Tetapi topik tidak sama dengan judul, tidak selalu sebuah topik adalah sebuah judul. Mungkin saja terjadi sebuah judul mengandung topik. Dalam Keraf (1997), dikatakan bahwa topik berasal dari kata Yunani, topoi, yang berarti ‘tempat’.
 Ada empat syarat memilih topik, yaitu:
1. Menarik minat penulis,
2. Diketahui dan dikuasai oleh penulis,
3. Harus cukup sempit dan terbatas,
4. Sebaiknya, tidak terlalu baru, teknis, atau controversial (khusus untuk penulis pemula)

Jika selesai memilih topik langkah berikutnya adalah menetapkan tujuan penulisan. Menurut Keraf (1997), tujuan penulisan ada dua, yaitu:
1. Sesuatu yang ingin disampaikan oleh penulis berlandaskan topik yang telah dipilih
2. Maksud penulis dalam menguraikan topik bahasan.

Langkah berikutnya adalah merumuskan tesis, yakni menggabungkan topik dan tujuan kita. Tesis sebenarnya sama dengan tema. Dalam laras ilmiah, sebagaimana diuraikan dalam Keraf (1997), tesis adalah tema bagi laras ilmiah yang berbentuk satu kalimat dengan topik dan tujuan yang berfungsi sebagai gagasan sentral kalimat tersebut. Kata tema berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Dalam proses penulisan sebuah karya, tema berarti sebuah perumusan dari topik yang telah dipilih sebagai landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui pilihan topik tadi.

Dalam merumuskan sebuah tesis, harus diperhatikan pula bentuk kalimat tesis itu dengan memperhatikan lima hal berikut ini.
1. Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan.
2. Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
3. Tidak boleh berupa kalimat majrmuk setara.
4. Harus bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis.
5. Tidak mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak.

Sebuah tesis yang baik harus memiliki:
a. Kejelasan,
b. Kesatuan,
c. Perkembangan yang jelas,
d. Keaslian,
e. Kecocokan judul.

Tesis dan topik bukan judul. Jika topik dan tesis dirumuskan di awal proses penulisan, sebaliknya perumusan judul dilakukan setelah seluruh karangan selesai. Sebuah judul harus memiliki persyaratan:
1. Ringkas
2. Provokatif, dan
3. Relevan dengan isi.

Ada syarat lain yang merupakan syarat khas untuk tesis berkaitan dengan sifat ilmiahnya, yaitu:
a. Bersifat terbatas, jika sudah ditetapkan jenis pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan,
b. Mengandung kesatuan dengan hanya satu gagasan sentral,
c. Mengandung ketepatan, yaitu tesis mengandung kata atau istilah yang mengandung satu pengertian yang dapat dipertanggungjawabkan pengertiannya dalam tulisan ilmiahnya kelak. 
http://andriassuryaditiaputra.blogspot.com/2015/05/softskill-bahasa-indonesia-2-karangan.html
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-karya-ilmiah/


Minggu, 26 April 2015

Terbang Ke Barcelona



Sampai besok, Tang! Besok harus tetap fit ya?!” ujar Asep teman se-klub sepak bolaku


“Ok!” jawabku pasti dengan memamerkan jari-jariku yang membentuk sebuah lingkaran dari ibu jari dan jari telunjuk.


Namaku Tatang Suherman. Panggilanku Tatang. Aku masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Tasikmalaya. Hobiku sama seperti anak lelaki pada umumnya. Bermain Sepak Bola. Dan klub favoritku adalah Barcelona karna banyak pemain – pemain hebat yang bermain disana termasuk idolaku “Neymar dos santos”. Aku mengidolakannya karna aku suka cara ia menggocek pemain lawan dengan kemampuan goceknya ia baggaikan menari dilapangan dalam menggocek musuhnya.


Sesampainya di rumah, kulihat ayah dan ibuku sedang duduk di ruang keluarga. “Sudah pulang, dek ?” sapa ibuku ramah.


Aku hanya mengangguk sambil menghampiri kedua orang tuaku. Seperti biasa, aku mencium tangan mereka kemudian berjalan menuju kamarku yang beberapa jam yang lalu aku tinggalkan.


Setelah mandi, kubuka beberapa halaman komik sepak bola yang sudah kumal, sejak dua minggu yang lalu komik itu tak kunjung selesai kubaca. Tapi rasa kantuk terlalu memegang kendali. Mataku yang tadinya siap membaca, kini mulai lelah dan mengucurkan air mata. Ku tutup komik yang ada ditanganku dan kuputuskan untuk tidur supaya besok pagi kembali fit dan siap untuk bertanding. Tak lama kemudian, mataku mulai tertutup dan aku pun bersiap meluncur ke alam mimpi.



“Neymar" dengan nomor punggung 11 mulai mengarahkan tendangannya. Dan Gol…..!!!” teriak komentator pertandingan yang disambut teriakan bahagia dan puas para supporter tim tersebut.


Aku membuka mataku. Ternyata aku ada di antara ribuan penonton yang sedang sibuk menonton jalannya sebuah pertandingan. Tapi pertandingan apa ini? Disana hanya ada lapangan yang di setiap sisinya mempunyai gawang seperti lapangan sepak bola. Aku berfikir lebih keras lagi. Siapa tahu aku mengerti apa yang sedang mereka tonton. Kulihat semua yang ada di lapangan hijau itu dengan seksama.


Dan ketika aku melihat lagi ke lapangan ternyata yang bertanding adalah Barcelona FC kesebelasan favoritku, Pertandingan itupun akhirnya dimenangkan oleh Barcelona atas Cimol FC dengan kedudukan 5 – 0 . Setelah pertandingan itu selesai dan aku menuju rumah tiba tiba ada yang memanggilku


Hey bocah!!!


Aku tidak tau dan segera melanjutkan perjalanan ..


Dia pun mengejar dan memanggilku dengan nama yang ada di kaos bolaku


Tatanggg!!!!


Seketikapun aku melihat dan ternya itu adalah Neymar


Akupun langsung menghampiri sambil berpikir ada apa gerangan ia memanggilku?


Seketika itupun ia langsung memberikan kaos bolanya padaku dan langsung pergi


Dan tiba-tiba akupun terbangun...


Aku mencoba membuka mataku. Kulihat sekelilingku ternyata aku dikamarku. Yang ada hanya meja belajar, foto-fotoku, keranjang baju, tas sekolahku dan aku yang tergeletak di atas kasur. Samar – samar aku mendengar suara ibuku memanggil “Tatang, ayo cepat bangun! Bukankah kamu harus berkumpul di sekolah jam enam pagi?

Iya Buu,Ujarku membalas suara ibu..


Aku mencoba mengumpulkan kesadaranku. Huft..ternyata aku hanya bermimpi! Aku teringat aku berada di camp nou dandiberikan kaos bola idolaku “Neymar” . Apakah mungkin saya akan bertemu pemain idola saya di camp nou?


“Oya, akan kuceritakan mimpiku pada Asep diperjalanan menuju sekolah nanti!” aku tersenyum mengingat mimpi aneh yang aku alami. Badanku kini penuh dengan keringat. Aku harus segera bersiap-siap.


Aku tertawa jahil dan berlari menuju kamar mandi. Ya! Hari ini harus seindah mimpiku!




Sabtu, 28 Maret 2015

Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah


1. Karangan Ilmiah

Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

Ciri – Ciri Karya Ilmiah:

Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :

a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta
rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.


Macam – macam karangan ilmiah:
Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.

Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).

Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.

Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.

Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.

Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.


Karya non-ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).


Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:

Ditulis berdasarkan fakta pribadi.

Fakta yang disimpulkan subyektif.

Gaya bahasa konotatif dan populer.

Tidak memuat hipotesis.

Penyajian dibarengi dengan sejarah.

Bersifat imajinatif.

Situasi didramatisir.

Bersifat persuasif.

Tanpa dukungan bukti.

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.



Karangan ilmiah populer

Prof.Dr. Suhardjono dalam bukunya yang berjudul Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (tahun 2001;halaman 35) Beliau mengatakan bahwa “karangan ilmiah populer yaitu pengetahuan ilmiah yang disajikan dengan tampilan format dan bahasa yang lebih enak dibaca & dipahami, fakta yang disajikan harus tetap obyektif dan dijiwai dengan kebenaran dan metode berfikir keilmuan”.


Ciri- ciri tulisan ilmiah Populer:

a. Sasaranya masyrakat umum atau awam

b. Kata – katanya sederhana ,mudah didentifikasi dan dipahami

c. Tidak memuat hiptesis

d. Isi dan judul harus informative dan mudah di tangkap maksudnya

e. Karangan ilmiah populer disusun seperti kerucut terbalik

f. Menggunakan bahasa yang komunikatif.


2. Metode ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.” Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project).

Tujuan Penulisan Metode Ilmiah

a. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.

b. Untuk meningkatkan pemahaman penulisan dangan mekanisme yang telah ditentukan.

c. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan -pertimbangan logis.

d. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.

e. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.


 Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula. Beberapa sikap ilmiah yang bisa didapat saat melaksanakan metode penulisan ilmiah adalah sebagai berikut :


a. Pengembangan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu data.

b. Mengembangkan sikap obyektif atau menghindari keberpihakan dalam melakukan penelitian.

c. Terbuka artinya dapat menerima pandangan atau gagasan orang lain.

d. Bersikap berhati-hati dalam mengambil keputusan /kesimpulan suatu data.

e. Jujur dan tekun dalam meneliti data.


Langkah-langkah Penulisan Ilmiah

a. Merumuskan Masalah

b. Merumuskan Hipotesis

c. Mengumpulkan Data

d. Menguji Hipotesis

e. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik

f. Kesimpulan

g. Menulis laporan Ilmiah


3. Penalaran dan Penyusunan dalam Sintesis Karangan Ilmiah

Pengertian Menulis
Menulis itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
a. Penulis sebagai penyampai pesan
b. Pesan atau isi tulisan
c. Saluran atau media berupa tulisan
d. Pembaca sebagai penerima pesan


Penlaran Induktif dan Deduktif dalam Karya Ilmiah

Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Penalaran Induktif
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.

Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.


Fakta sebagai Unsur Dasar Penalaran Karangan

Unsur dasar penalaran ilmiah ialah fakta, dan dapat berupa :

Klasifikasi

Jenis Klasifikasi

Persyaratan Klasifikasi

Guna Klasifikasi

Pengamatan

Proposisi


SUMBER:


http://myrifqy.blogspot.com/2013/10/pengertian-macam-sifat-dan-bentuk-dari.html

http://kiarukayaah.blogspot.com/2013/10/pengertian-karangan-ilmiah-populer-dan_30.html

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-karya-ilmiah/

http://andhykajulyanthio.blogspot.com/2014/05/metode-ilmiah.html




Minggu, 08 Maret 2015

PENALARAN, PARAGRAPH INDUKTIF DAN PARAGHRAPH DEDUKTIF

1.  Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berfikir yang logis dengan berusaha menghubungkan fakta menjadi suatu kesimpulan.Untuk dapat bernalar kita harus mengenal fakta dengan baik.

       a. Proposisi

Dalam proses penalaran, kita menghubungkan fakta-fakta. Hubungan itu diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan/kalimat berita.maka dari itu proposisi adalah kalimat yang berisi pernyataan  tentang hubungan fakta fakta.

    b. Inferensi dan Implikasi

Inferensi adalah pendapat atau kesimpulan yang merupakan hasil penilian, pertimbangan , dan keyakinan seseorang tentang fakta.
contoh: Tabrakan truk itu disebabkan oleh pemngemudi truk yang ugal-ugalan.

Untuk membuktikan kesimpulan pada contoh benar kita dapat melakukan:
-          Membuktikan bahwa peristiwa tersebut benar.
-          Menilai proses yang digunakan untuk kesimpulan.
-          Jika kesimpulan berbeda, dpat melalui penyeleasian masalah melalui hukum, yang            secara ilmiah diacu dari refrensi.
     
Implikasi adalah ucapan atau pernyataan tentang fakta, tanpa mempertimbangkan pendapat tentang fakta tersebut.
Contoh: tadi sore terjadi perampokan dibekasi.
  
Untuk menguji kebenarannya perlu diadakan pengujian terhadap fakta sebagai sesuatu yang benar ada dan terjadi senyara nyata dan dapat diukur.

        c. Wujud Evidensi

Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang dihubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.

      d. Cara Menguji Data

Untuk menguji sebuah data kita dapat menggunakan beberapa cara, yaitu:
-          Observasi
-          Kesaksian
-          Autoritas



       e. Cara menguji fakta

Untuk menguji fakta harus ada subuah penilaian, dari penialain tersebut maka dapat menggunakan fakta tersebut untuk memperluat kesimpulan yang diambil.

      f. Cara menilai Autorisasi

Untuk menilai suatu autoritasi dapat menggunakan:
-          Tidak mengandung prasangka
-          Pengalaman dan pendidikan autoritas
-          Kemashuran dan preside
-          Khorensi dengan kemajuan

2. Paraghrap Deduktif

Paragraph deduktif adalah kalimat utama(berupa pernyataan) terletak diawal, selanjutnya diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.

       a. Silogisme Kategorial

Silogisme Kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme dibedakan menjadi premis mayor dan premis minor.
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air.
Akasia adalah tumbuhan .
Akasia membutuhkan air.

    b. Silogisme Hipotetik

Silogisme hipotetik adalah argument yang premis mayornya berupa hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh:
Jika hujan saya naik becak.
Sekarang hujan.
Saya naik becak.




      c. Silogisme Alternatif

Silogisme alternative adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa alternative.
Contoh:
            Bapak wakwaw berada di Jonggol atau Bekasi.
            Bapak wakwaw berada di Jonggol.
            Jadi, Bapak wakwaw tidak berada di Bekasi.

      d. Entimen

Silogisme yang jarang ditemukan dala mkehidupan sehari-hari.yang dikemukakan hanya minor dan kesimpulan.
Contoh:
Anda telah memenangkan rejeki kaget, karna itu Anda berhak menerima hadiah.

3. Paragraph Induktif

Paragraph Induktif adalah paragraph utamanya berada dibagian akhir.

       a. Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat terttentu untuk mendapat kesimpulan yang bersifat umum.

      b. Analogi

Analogi adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan/inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan beberapa gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat/ciri-ciri esensial penting yang brsamaan.

       c. Sebab – Akibat

Prinsip umum hubungan sebab akibat menyatakan bahwa semua persitiwa harus ada penyebabnya.




 Daftar Pustaka:
-          Minto Rahayu”Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi Negri”. Penerbit:PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
-          Keraf, Gorys. “Argumentasi dan Narasi”. Penerbit:PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
-          BAHASA INDONESIA 2 SMA kelas XI – Halaman 9.  
-          PELJ.BHS&SASTRA INDONESIA SMA/MA kelas XII