Sabtu, 28 Maret 2015

Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah


1. Karangan Ilmiah

Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).

Ciri – Ciri Karya Ilmiah:

Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :

a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta
rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.


Macam – macam karangan ilmiah:
Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.

Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).

Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.

Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.

Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.

Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.


Karya non-ilmiah

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).


Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:

Ditulis berdasarkan fakta pribadi.

Fakta yang disimpulkan subyektif.

Gaya bahasa konotatif dan populer.

Tidak memuat hipotesis.

Penyajian dibarengi dengan sejarah.

Bersifat imajinatif.

Situasi didramatisir.

Bersifat persuasif.

Tanpa dukungan bukti.

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.



Karangan ilmiah populer

Prof.Dr. Suhardjono dalam bukunya yang berjudul Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (tahun 2001;halaman 35) Beliau mengatakan bahwa “karangan ilmiah populer yaitu pengetahuan ilmiah yang disajikan dengan tampilan format dan bahasa yang lebih enak dibaca & dipahami, fakta yang disajikan harus tetap obyektif dan dijiwai dengan kebenaran dan metode berfikir keilmuan”.


Ciri- ciri tulisan ilmiah Populer:

a. Sasaranya masyrakat umum atau awam

b. Kata – katanya sederhana ,mudah didentifikasi dan dipahami

c. Tidak memuat hiptesis

d. Isi dan judul harus informative dan mudah di tangkap maksudnya

e. Karangan ilmiah populer disusun seperti kerucut terbalik

f. Menggunakan bahasa yang komunikatif.


2. Metode ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.” Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project).

Tujuan Penulisan Metode Ilmiah

a. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.

b. Untuk meningkatkan pemahaman penulisan dangan mekanisme yang telah ditentukan.

c. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan -pertimbangan logis.

d. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.

e. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.


 Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula. Beberapa sikap ilmiah yang bisa didapat saat melaksanakan metode penulisan ilmiah adalah sebagai berikut :


a. Pengembangan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu data.

b. Mengembangkan sikap obyektif atau menghindari keberpihakan dalam melakukan penelitian.

c. Terbuka artinya dapat menerima pandangan atau gagasan orang lain.

d. Bersikap berhati-hati dalam mengambil keputusan /kesimpulan suatu data.

e. Jujur dan tekun dalam meneliti data.


Langkah-langkah Penulisan Ilmiah

a. Merumuskan Masalah

b. Merumuskan Hipotesis

c. Mengumpulkan Data

d. Menguji Hipotesis

e. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik

f. Kesimpulan

g. Menulis laporan Ilmiah


3. Penalaran dan Penyusunan dalam Sintesis Karangan Ilmiah

Pengertian Menulis
Menulis itu dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.
Dengan demikian, dalam komunikasi tulis paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat yaitu:
a. Penulis sebagai penyampai pesan
b. Pesan atau isi tulisan
c. Saluran atau media berupa tulisan
d. Pembaca sebagai penerima pesan


Penlaran Induktif dan Deduktif dalam Karya Ilmiah

Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya, apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Penalaran Induktif
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.

Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.


Fakta sebagai Unsur Dasar Penalaran Karangan

Unsur dasar penalaran ilmiah ialah fakta, dan dapat berupa :

Klasifikasi

Jenis Klasifikasi

Persyaratan Klasifikasi

Guna Klasifikasi

Pengamatan

Proposisi


SUMBER:


http://myrifqy.blogspot.com/2013/10/pengertian-macam-sifat-dan-bentuk-dari.html

http://kiarukayaah.blogspot.com/2013/10/pengertian-karangan-ilmiah-populer-dan_30.html

http://belajarpsikologi.com/macam-macam-karya-ilmiah/

http://andhykajulyanthio.blogspot.com/2014/05/metode-ilmiah.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar